sugeng rawuh...

Thursday 11 October 2012

sejarah hubungan agama dan sains


Konflik sains dan agama
Dalam sejarah manusia, sains dan agama lebih sering bersebrangan daripada berdampingan. Galileo dan Darwin adalha salah satu ilmuwan yang mendapatkan predikat sesat karena bertentangan degan gereja.
Sedangkan di pihak intelektual juga menuding kaum agamawan secara irrasional. Karl Marx, Nietzche, Freud, adalah salah satu contoh. Karl Marx, misalnya, menuduh agama sebagai candu, Freud menilainya sebagai penyakit neorusis, dan Nietzche mendeklarasikan kematian tuhan, serta beberapa tokoh lainnya.
Dalam perkembangannya sains lebih superior dan memenagkan konflik tersebut, ditambah lagi setelah masa pencerahan (Enlightenment) dan revolusi industri di Inggris. Peradaban modern yang bersumber rasionalisme Descartes semakin mejelit. Bahkan, Carl Sagan menyimpulkan bahwa tak ada campur tangan manusia dalam penciptaan alam semesta ini. Karena itulah, agamawan menilai kalangan saintis sebagai ateisme.



Kemenangan sains ini terus berkembang sampai pada akhirnya muncul sebuah kesadaran baru yang ditandai oleh skeptisisme ala David Hume (1711-1776). Terlebih, setelah Ian G. Barbour menemukan sebuah formulasi baru dalam menyandingkan agama dan sains melalui beberapa karya, diantaranya Issues in Science and Religion (1966). Agama dalam banyak ditempatkan sebagai mitra dan saling melengkapi. Dalam konteks inilah, Margaret Werheim dalam Pythagora’s Trousers; God, Physics, and Gender Wars (1996) menyatakan bahwa pengembangan fisika dan astronomi modern sejak semula tidak lepas dari motivasi dan semangat keagamaan. Maka, kelahiran Center for Theology and Natural Sciences (CTNS) tahun 1981dan Yayasan Templeton yang mendedikasikan diri untuk hal tersebut diatas merupakan kabar yang sangat baik.

Dalam mencermati konsep sains, Bruno Guiderdoni (2004:41) mengemukakan pendapat yang disertai pula penalaran terhadap konsep agama. Dia membedakan istilah sains dan agama dalam banyak definisi.
1. Bahwa sains menjawab pertanyaan “bagaimana”, sedangkan agama menjawab pertanyaan “mengapa”.
2. Sains berurusan dengan fakta, sedangkan agama berurusan dengan nilai atau makna.
3. Sains mendekati realitas secara analisis, sedangkan agama secara sintesis.
4. Sains merupakan upaya manusia untuk memahami alam semesta yang kemudian akan mempengaruhi cara hidup kita, tetapi tidak membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan agama adalah pesan yang diberikan Tuhan untuk membantu manusia mengenal Tuhan dan mempersiapkan manusia untuk menghadap Tuhan.


No comments:

Post a Comment